Pelyanan Publik : Pramugrari Judes


Pada akhir Desember lalu , saya memilki pengalaman menarik dengan salah satu perusahaan jasa penerbangan swasta, kita sebut saja PT XYZ, yang jasanya saya gunakan. Saya memang selalu memilih menggunakan jasa transportasi udara untuk perjalanan saya dari Jakarta ke Medan maupun sebaliknya, ketika saya memilki liburan kuliah. Dan kebetulan juga karena ada tugas mata kuliah Etika Profesi untuk menganalisis pelayanan publik perusahaan apa saja yang jasanya pernah kita pakai, maka saya tertarik untuk membahas pelayanan publik PT XYZ pada postingan saya kali ini.

22 Desember merupakan tanggal yang saya pilih untuk hari kepulangan saya, karena pada hari itu kelas kami telah libur. Saya pun berangkat dari kosan pada pukul 17.30 WIB dan tiba di Cengkareng, Bandara Soekarno-Hatta, pada pukul 19.00 WIB (penerbangan saya merupakan penerbangan malam dan diberangkatkan pada pukul 21.00). Setiba disana, saya langsung menuju counter resmi PT XYZ untuk menukar kode booking tiket saya dengan tiket asli. Petugas counter melayani saya dengan baik dan murah senyum, informasi yang duberikannya juga jelas. Setelah mendapat tiket asli, tanpa membuang waktu saya pun langsung check in. Sebagaimana pelayanan publik yang diberikan petugas counter resmi, petugas check in juga melayani saya dengan baik. Melayani dengan ramah, friendly, dan informatif, sehingga saya nyaman sekali dengan pelayanan yang mereka berikan.

Setelah selesai check in dan bagasi, saya langsung menunggu di ruang tunggu. Pada pukul 20.50 kami pun diberitahukan agar segera menaiki pesawat. Di sini lah pramugari-pramugari judes itu muncul. Sesampainya saya di ujung anak tangga sebagai penghubung pesawat, tak ada sapaan ramah yang saya terima. Pramugari yang bertugas di pintu masuk pesawat tersebut hanya memperhatikan kami para penumpang yang memasuki pesawat sambil sesekali clingak-clinguk melirik ke arah dalam pesawat. Suasana di dalam pesawat malah lebih parah, hampir semua pramugari yang membantu penumpang meletakkan barang bawaannya memasang wajah judes, dan seperti keberatan kalau dimintai tolong, atau bahkan keberatan dengan keberadaan para penumpang yang ramai disana.

Saya terus saja langsung duduk di seat saya, sambil terus memperhatikan pramugari-pramugari yang aneh ini. Kemudian ternyata ada penumpang yang salah masuk pesawat, salah satu pramugari yang ditanyakan oleh penumpang tersebut pun memberitahu diiringi dengan nada mengomel. Pengumuman tujuan pesawat yang kembali diumumkan setelah kejadian tersebut pun diumumkan dengan nada marah. Hufft .. kasihan saya melihat penumpang tadi, turun dari pesawat tanpa berani memperlihatkan wajahnya.

Kali ini para pramugari memperagakan standar keselamatan untuk pesawat PT XYZ. Seperti yang sudah ditebak, tidak ada senyum menghiasi wajah mereka, bahhkan terkesan merasa sok cantik dan angkuh. Setelah itu, tibalah waktunya pesawat untuk take off, ada  beberapa seat yang sandaran kursinya belum ditegakkan, dan kembali . . para pramugari tersebut membantu menegakkan kursi tanpa ada suasana keramahan, bahkan terkesan kasar. Yang lebih parah, setahu saya, sandaran kursi tersebut memang belum ditegakkan sejak awal kami masuk pesawat tadi. Bukankah itu tugas para pramugari untuk mengembalikannya kepada keadaan semula sebelum para penumpang memasuki pesawat ? Bagaimana kalau penumpang tersebut tidak tahu karena ini merupakan pengalaman pertamanya menaiki pesawat ?

Hufft , mau bilang apa, itu merupakan cerminan dari pelayanan publik salah satu jasa penerbangan terkenal di Indonesia. Menurut saya, hal yang paling perlu diperbaiki dalam hal pelayanan publik di Indonesia adalah masalah profesionalitas. Ini merupakan hal yang paling sering diabaikan oleh para penyedia jasa, mereka tidak profesional dalam menjalankan profesinya. Masih sering terlihat pelayanan publik yang diberikan pilih-pilih kasih, standar pelayanan berbeda pada orang yang memiliki status yang berbeda. Berharap ke depannya, pelayanan publik di Indonesia, dapat dievaluasi dan memiliki standar pelayanan yang jelas, baik pihak pemerintah maupun swasta. Keunggulan suatu bangsa bukan hanya terletak pada teknologi, ekonomi, atau kekayaan alamnya. Sumber Daya Manusia yang baik melalui pelayanan publik yang baik, itu merupakan nilai jual tersendiri suatu bangsa yang mahal harganya.

Chris Yohanes Ginting's Blog


Followers

Powered by Blogger.